Translate

Rabu, 27 Juni 2012

Chapter V


Lavender 


Genji menderita penyakit malaria dan memutuskan untuk mencari bantuan dari orang suci yang tinggal disebuah gua di utata bukit. Dia pergi kesana dan menerima perawatan dari seorang pertapa. Sementara pada masa pemulihan, ia bercerita pada pengiringnya tentang kisah Gubernur Akashi yang menjadi pendeta awam dan pension disana dengan putrinya, untuk siapa dia mempunyai harapan besar.
      Selama masa penyembuhannya dibukit, Genji pergi kesebuah villa didekat gua tempatnya dia berobatdan menemukan glimse, seorang gadis berusia 10tahun yang menawan,yang mengingatkan kepadanya tentang Fujitsubo, selir kesukaan ayahnya,sang kaisar. Pendeta di Villa itu mengundang Genji untuk berkunjung,selama ia mengetahui bahwa Murasaki sebenarnya adalah keponakan dari Fujitsubo. Genji telah berunding dengan Fujitsubo untuk mengadopsi anak tersebut tapi tidak ditanggapi serius oleh Fujitsubo.
      Ketika sembuh dari penyakitnya, Genji bertanya lagi tentang mengadopsi Murasaki. Tapi sekali lagi Fujitsubo menolak. To-no-chujo dan beberapa teman dari pengadlan tiba untuk mengawal dia kembali. Kembali dipengadilan, mertua Genji tiba dan membawa Genji untuk menemui Aoi, yang tern yata menjadi tidak peduli dan tidak mau menerima. Saat Genji tidur, ia bermimpi tentang gadis kecil itu. Keesokan harinya ia kembali meminta untuk mengadopsi Murasaki, kali ini dengan surat, tetapi tidak berhasil.
      Fijitsubo meninggalkan istana kerajaan karena suatu penyakit. Dan melalui pelayannya Omyobu, aGenji mnegatur kunjungan rahasianya dengan Fujitsubo dan sesekali menginap pada malam harinya.Fujitsubo hamil,tetapi kaisar menyadari peran kaisar dalam hal ini. Sementara itu, gadis kecil yang bersedia untuk diadopsi,karena neneknya seorang biarawati telah meninggal dunia, namun ayh murasaki(pangeran Hyobu) memutuskan untuk menculiknya sebelum ia melakukannya. Kembali di istana Njo, Geji dimulai pendidikannya

Chapter III

The Sell Of The Locust
(kerangka belalang)

Genji masih tidak bisa melupakan perempuan itu (cinta pertmanya), ia menceritakan semuanya apa yang ia rasakan pada anak lelaki yang dianggapnya mirip dengan kakak perempuannya. Kemudian meminta anak laki-laki itu untuk mencarikan wanita lain dan mengatur sebuah pertemuan dengan harapan dia bisa melupakan perempuan itu. Pada saat itu gubenur Kii pergi ke Provinsinya. dan wanita itu tidak melakukan hal apapun sepanjang malam dalam kegelapan. Lelaki itu mengantar Geji kerumah gubernur dengan keretanya sendiri.. Genji sedikit merasa ragu. Tapi tidak ada waktu untuk meragukan anak laki-laki itu. Ketika Genji sudah mengikuti rencana anak laki-laki itu, mereka masuk melalui gerbang belakang. Anak laki-laki itu mengalihkan perhatian para penjaga dan meninggalkan Genjidi pintu timur menuju ke ruang utama. Dia mengetuk jendela selatan dan masuk keruang tersebut. dari ruangan itu dia melihat sesosok wanita yang sedang bermain Go. wanita itu menarik perhatian Genji. Wanita itu adalah putri dari Gubernur Iyo. ia sangat cantik.

saat semua orang sedang tertidur, Genji perlahan-lahan masuk keruang utamauntuk menemui putri gubernur Iyo. Dia sangat senang ketika meemui putri gubernur Iyo hanya tidur sendiri. Genji masuk dan mulai mendekati gadis itu dan merayunya. karena kepolosan gadis it8u, Genji mendapatkan gadis itu dengan mudah. Tiba-tiba datang seorang wanitadan bertanya pada gadis itu,dengan siapa dikamar itu ketika melihat siluet seseorang selain putri gubernur Iyo dari luar ruangan itu, dia mengira genji adalah Mimbu. seorang dayang wanita yang dekat dengan putri gubernur Iyo, dan memiliki perawkan seorang pria, wanita tua itu samasekali tidak curigadan kemudian meninggalkan mereka berdua.

Setelah wanita tua itu pergi,Genji pergi dengan anak laki-laki itu dengan ke Nijo. disana Genji menceritakan kejadian malam itu. ia merasa kecewa dengan anak lelaki itu. Genji menulis puisi pendek dan meminta anak lelaki itu untuk mengirimkan pesan kepada putri gubernur Iyo. Setelah membaca puisi itu putri gubernur Iyo menangis dan mengingat kejadian malam itu. Ia membalas puisi Genji dengan puisinya dan menambakan puisi dari Lady Ise, sebagai gambaran peras